Hubungan Teori Sastra, Kritik
Sastra, dan Sejarah Sastra.
A.
Teori
Sastra
Teori
sastra ialah cabang ilmu sastra yang mempelajari tentang prinsip-prinsip,
hukum, kategori, kriteria karya sastra yang membedakannya dengan yang bukan
sastra. Secara umum yang dimaksud dengan teori adalah suatu sistem ilmiah
atau pengetahuan sistematik yang menerapkan pola pengaturan hubungan
antara gejala-gejala yang diamati. Teori berisi konsep atau uraian tentang
hukum-hukum umum suatu objek ilmu pengetahuan dari suatu titik pandang
tertentu. Suatu teori dapat dicek kebenarannya (diverifikasi) atau dibantah
kesahihannya pada objek atau gejala-gejala yang diamati tersebut.
Karya
sastra bukan bersifat faktual melainkan kebenaran yang bersifat kemanusiaan.
Mengapa demikian? Karena karya sastra merupakan deskripsi dari pengalaman diri
yang memilki dimensi personal sekaligus dimensi sosial. Artinya, dalam sastra
ada pengalaman dan pengetahuan kemanusiaan yang menimbulkan rasa indah, senang,
dan menggugah hati. Dengan membaca karya sastra kita diperkenalkan akan
kekayaan-kekaayaan batin yang memungkinkan kita mendapatkan persepsi serta refleksi
diri yang dapat diintegrasikan dengan pengalaman nyata hidup kita.
B.
Kritik
Sastra
Kritik
sastra adalah bagian dari ilmu sastra. Merupakan istilah lain yang sering
digunakan para pengkaji sastra untuk hal yang sama ialah telaah sastra, kajian
sastra, analisis sastra, dan penelitian sastra. Istilah-istilah tersebut
digunakan untuk menghindari kata kritik yang terkesan negatif dan terkesan
menghakimi. Menurut H.B. Yasin, kata kritik dalam kritik sastra bermakna
pertimbangan baik buruknya suatu karya sastra, pertimbangan kelemahan dan
keunggulan karya sastra. Melalui kritik sastra, penulis akan mengembangkan
dirinya menjadi penulis yang menyadari kelemahan dan sekaligus keunggulan
dirinya dalam menghasilkan karya sastra. Setiap pembaca dapat saja membuat
kritik terhadap karya sastra yang dibacanya tetapi belum tentu ia dapat masuk
ke dalam nilai-nilai hakiki karya sastra tersebut kalau dia tidak mendalami dan
menilai pengalaman kemanusiaan yang terdapat di dalamnya.
C.
Sejarah
Sastra
Sejarah
sastra adalah bagian dari ilmu sastra yang mempelajari perkembangan sastra dari
waktu ke waktu. Di dalamnya dipelajari ciri-ciri karya sastra pada masa
tertentu, para sastrawan yang mengisi arena sastra, puncak-puncak karya sastra
yang menghiasi dunia sastra, serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di seputar
masalah sastra. Dengan mempelajari sejarah sastra, kita dapat mengetahui perjalanan
sastra dari waktu ke waktu sebagai bagian dari pemahaman terhadap budaya
bangsa. Sejarah sastra mempunyai ruang cakupan yang cukup luas. Ada sejarah
sastra suatu bangsa, ada sejarah sastra suatu daerah, ada sejarah sastra suatu
kesatuan kebudayaan, ada pula sejarah berdasarkan jenis (genre) sastra,
adapula sejarah sastra komparatif. Misalnya Sejarah Sastra Indonesia, Sejarah
Sastra Cina; Sejarah Sastra daerah; Sejarah Sastra Klasik.
D.
Hubungan
Teori Sastra dengan Kritik Sastra dan Sejarah Sastra
1)
Teori
Sastra dan Kritik Sastra
Teori
sastra adalah teori yang mempelajari kaidah, kriteria, serta aspek-aspek yang
berfungsi untuk masyarakat. Aspek-aspek tersebut ialah aspek intrinsik dan
aspek ekstrinsik. Aspek intrinsik karya sastra meliputi konvensi bahasa sebagai
sarana sastra serta konvensi budaya itu sendiri. Sedangkan aspek ektrinsik
karya sastra ialah hal-hal yang melatarbelakangi dibuatnya karya sastra itu
meliputi unsur budaya, aliran, politik, filsafat serta agama. Teori sastra
membahas konvensi bahasa yang meliputi makna, gaya, struktur, pilihan kata,
maupun konvensi sastra yang meliputi tema, tokoh, penokohan, alur, latar, dan
unsur luar lainnya yang membangun keutuhan sebuah karya sastra. Dengan begitu,
karya sastra memiliki gambaran yang berbeda dengan karya nonsastra.
Kritik
sastra berfungsi sebagai kegiatan yang
menelaah, mengulas, memberi pertimbangan, memberi penilaian tentang
keunggulan dan kelemahan atau kekurangan karya sastra. Kritikan diberikan untuk
memberikan masukan kepada penulisnya tentang kondisi karya yang dihasilkannya
dengan harapan akan menjadi bahan masukan baginya untuk perbaikan selanjutnya.
Dengan kata lain, sasaran kritikus sastra adalah penulis atau penghasil karya
sastra. Dalam memberikan kritikan-kritikan terhadap karya sastra, kritikus
tidak hanya sekedar mengkritik. Kritikus harus mempertimbangkan segala
kelemahan dan kelebihan karya sastra dengan memperhatikan dasar-dasar dari
teori sastra yang melandasinya dalam memberikan penilaian terhadap karya sastra
yang ditelitinya.
2)
Teori
Sastra dan Sejarah Sastra
Sejarah sastra adalah bagian dari ilmu
sastra yang mempelajari perkembangan sastra dari waktu ke waktu, periode ke
periode sebagai bagian dari pemahaman terhadap budaya bangsa. Untuk mempelajari
perkembangan sastra berbagai cara dilakukan peneliti sejarah sastra. Teeuw
mengemukakan beberapa cara yang dapat dilakukan peneliti sejarah sastra, antara
lain:
1.
Dengan melihat pengaruh timbal balik antargenre sastra. Misalnya, bentuk syair
dalam sastra klasik sering ditulis kembali dalam bentuk prosa,
2.
Dengan melihat pengaruh antarkarya sastra. Misalnya, dalam hasil penelitian
sastra ditemukan terjadinya kesamaan tema cerita dengan pengembangan yang
berbeda. Novel Belenggu, misalnya memperlihatkan transformasi ide tentang
keinginan wanita untuk maju yang telah terungkap dalam novel Layar
Terkembang pada waktu sebelumnya. Korrie Layun Rampan mengemukakan pula
cara untuk melihat perkembangan sejarah sastra Indonesia yaitu dengan
membandingkan wawasan estetik, ciri-ciri, karakter, muatan tematik, setiap
angkatan sastra. Dengan mempelajari hal tersebut, akan dapat diketahui perkembangan
angkatan karya sastra dari waktu ke waktu, dari periode ke periode.
Dari
uraian tersebut jelas diketahui bahwa diperlukan teori sastra untuk menentukan
perkembangan sejarah sastra. Untuk menentukan pengaruh timbal balik antargenre
sastra, perkembangan tematik, ciri-ciri, karakter karya sastra diperlukan teori
sastra dalam pengkajiannya. Sebaliknya, secara empiris, perkembangan karya
sastra memberikan sumbangan pula terhadap perkembangan teori sastra.
Demikianlah, dalam perkembangan sejarah sastra akan terjadi interaksi antara
teori sastra dengan sejarah sastra.
3)
Kritik
Sejarah dan Sejarah Sastra
Perkembangan sejarah suatu bangsa
ataupun daerah diperoleh dari penelitian
yang dilakukan para peneliti sastra yang banyak menunjukkan perkembangan yang meliputi
perbedaan ataupun persamaan pada karya sastra dimasa-masa tertentu. Para
peneliti sastra membandingkan suatu karya sastra dengan karya sastra lainnya
yang berbeda angkatan. Dengan begitu, peneliti menyimpulkan beberapa persamaan
dan perbedaan yang muncul dari karya sastra yang ditelitinya.
Jadi, teori sastra, kritik sastra, dan
sejarah sastra memiliki keterkaitan ataupun hubungan. Teori sastra merupakan
landasan awal para peneliti untuk mengkaji karya sastra yang ada. Disamping itu
sejarah sastra sudah berkembang dan akan diuji oleh para pengkaji dengan
memperhatikan teori sastra yang merupakan landasannya. Kritik sastra juga
digunakan oleh para peneliti untuk menelaah, mengulas, dan memberikan penilaian
terhadap karya sastra yang dapat menghasilkan persamaan dan perbedaan terhadap
karya sastra yang satu dengan karya sastra yang lainnya. Dengan begitu teori,
kritik, dan sejarah sastra memiliki ruang lingkup yang saling berhubungan.
Daftar
Pustaka:
Zulfahnur. Lingkup Ilmu
Sastra: Teori Sastra, Sejarah Sastra, dan Kritik Sastra, serta Hubungan antara
Ketiganya: Modul 1. Internet http://repository.ut.ac.id/4735/1/PBIN4104-M1.pdf diakses pada
16 Mei 2017 pukul 20:03 wita