HAKEKAT BAHASA
A.
Defini
Bahasa
Bahasa adalah sebuah sistem
simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota suatu masyarakat bahasa
untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar sesamanya
(Chaer, 2004:1). Di dalam linguistik terdapat rumusan mengenai hakekat
bahasa. Berikut beberapa definisi menurut para ahli:
1. Gorys
Keraf (1997:1), Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat
berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
2. Fodor
(1974), Bahasa adalah system simbol dan tanda. Yang dimaksud dengan system
simbol adalah hubungan simbol dengan makna yang bersifat konvensional.
Sedangkan yang dimaksud dengan system tanda adalah bahwa hubungan tanda dan
makna bukan konvensional tetapi ditentukan oleh sifat atau ciri tertentu yang
dimiliki benda atau situasi yang dimaksud.
3. Bolinger
(1981), Bahasa memiliki system fonem, yang terbentuk dari distinctive
features bunyi, system morfem dan sintaksis. Untuk mengungkapkan makna
bahasa harus berhubungan dengan dunia luar. Yang dimaksud dengan dunia luar
adalah dunia diluar bahasa termasuk dunia dalam diri penutur bahasa. Dunia
dalam pengertian seperti ini disebut realita.
4.
Felicia (2001:1), Bahasa merupakan alat yang digunakan
untuk berkomunikasi sehari-hari, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis.
5. Sunaryo
(2000:6), Bahasa didalam struktur budaya ternyata memiliki kedudukan, fungsi
dan peran ganda yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi
sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
6. Owen,
Bahasa yaitu language can be defined as a socially shared combinations of those
symbols and rule governed combinations of those symbols (bahasa dapat
didefenisikan sebagai kode yang diterima secara sosial atau sistem konvensional
untuk menyampaikan konsep melalui kegunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan
kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan).
7. Tarigan
(1989:4), beliau memberikan dua definisi bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu
sistem yang sistematis, barang kali juga untuk sistem generatif. Kedua, bahasa
adalah seperangkat lambang-lambang mana suka atau simbol-simbol arbitrer.
8. Santoso
(1990:1), Bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia
secara sadar.
9. Mackey
(1986:12), Bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan (lenguage may be
form and not matter) atau sesuatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, atau juga
suatu sistem dari sekian banyak sistem-sistem, suatu sistem dari suatu tatanan
atau suatu tatanan dalam sistem-sistem.
10. Wibowo
(2001:3), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi
(dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang
dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan
perasaan dan pikiran.
11. Walija
(1996:4), Bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk
menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain.
12. Syamsuddin
(1986:2), Bahasa memiliki dua pengertian. Pertama, bahasa adalah alat yang
dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan
perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan
dipengaruhi. Kedua, bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang baik
maupun yang buruk, tanda yang jelas dari keluarga dan bangsa, tanda yang jelas
dari budi kemanusiaan.
13. Pengabean
(1981:5), Bahasa adalah suatu sistem yang mengutarakan dan melaporkan apa yang
terjadi pada sistem saraf.
14. Soejono
(1983:01), Bahasa adalah suatu sarana perhubungan rohani yang amat penting
dalam hidup bersama.
B.
Hakekat Bahasa
1.
Bahasa itu adalah
sebuah Sistem
Sistem berarti
susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau
berfungsi.
Contoh: Kami = sistematis dan memiliki makna
Imka = tidak
sistematis dan tidak memiliki makna
2.
Bahasa itu Berwujud Lambang
Lambang dalam
bidang kajian ilmu semiotik, yaitu ilmu yang mempelajari tanda-tanda yang ada
dalam kehidupan manusia. Dalam semiotik dibedakan adanya beberapa tanda yaitu:
tanda (sign), lambang (simbol), gejala (sympton), gerak isyarat (gesture),
kode, indeks, dan ikon.
Contoh: Merah = Berani
Putih = Suci
3.
Bahasa itu Berupa Bunyi
Bunyi bahasa adalah
bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Tetapi tidak semua bunyi yang di
hasilkan oleh alat ucap manusia termasuk bunyi bahasa.
Contoh: Bunyi teriakan, bersin, batuk, dan sebagainya
4.
Bahasa itu Bersifat Arbitrer
Kata arbitrer bisa
diartikan ‘’sewenang-wenang, berubah, tidak tetap, manasuka’’. Yang dimaksud
dengan istilah arbitrer itu adalah tidak adanya hubungan wajib antara lambang
bahasa (yang terwujud bunyi itu) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud
oleh lambang tersebut. Ferdinant de Saussure (1966: 67). Contoh: Kuda yang
disebut oleh orang.
5.
Bahasa itu Bermakna
Sebagai
lambang, bahasa melambangkan suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide atau
suatu pikiran yang ingin disampaikan dalam wujud bunyi itu. Maka, dapat
dikatakan bahwa bahasa itu mempunyai makna.
[ayam],
[makan], [rumah], [adil], [tenang] bermakna bahasa
[dsljk], [ahgysh], [kjki], [ybewl] tidak bermakna bukan
bahasa
6.
Bahasa itu bersifat Konvensional
Bersifat
konvensional artinya
semua anggota masyarakat bahasa itu mematuhi konvensi bahwa lambang tertentu
itu digunakan untuk mewakili konsep yang diwakilinya. Misalnya, binatang
berkaki empat yang biasa dikendarai dilambangkan dengan bunyi [kuda], maka
anggota masyarakat bahasa indonesia harus mematuhinya kalau tidak dipatuhinya
dan digantikan dengan lambang lain, maka komunikasi akan terhambat.
7.
Bahasa itu Bersifat Unik
Bahasa
dikatakan bersifat unik, artinya setiap bahasa mempunyai ciri khas sendiri yang
tidak dimiliki bahasa lainnya.
Contoh: Bahasa Sunda dan Bahasa Bugis
8.
Bahasa itu Bersifat Universal
Bahasa bersifat universal artinya ada
ciri-ciri yang sama yang dimiliki oleh setiap bahasa yang ada didunia ini.
Misalnya, ciri universal bahasa yang paling umum adalah bahwa bahasa itu
mempunyai bunyi bahasa yang terdiri dari vokal dan konsonan.
Contoh:
I love You dan Wo Ai Ni.
9.
Bahasa itu Bersifat Produktif
Bahasa bersifat produktif artinya meskipun unsur-unsur
bahasa itu terbatas, tetapi dengan unsur-unsur yang jumlahnya terbatas itu
dapat dibuat satuan-satuan bahasa yang tidak terbatas, meski secara relatif,
sesuai dengan sistem yang berlaku dalam bahasa itu. Misalnya, kita ambil fonem
dalam bahasa indonesia, /a/, /i/, /k/, dan /t/. Dari empat fonem tersebut dapat
kita hasilkan satuan-satuan bahasa:
·
/i/-/k/-/a/-/t/
· /k/-/i/-/t/-/a/
·
/k/-/i/-/a/-/t/
·
/k/-/a/-/i/-/t/
10.
Bahasa itu Bervariasi
Anggota masyarakat suatu bahasa biasanya terdiri dari
berbagai orang dengan berbagai status sosial dan latar belakang budaya yang
tidak sama. Karena perbedaan tersebut, maka bahasa yang digunakan menjadi
variasi. Ada tiga istilah dalam variasi bahasa yaitu:
·
Idiolek: ragam
bahasa yang bersifat perorangan
·
Dialeg: variasi
bahasa yang digunakan oleh sekelompok
anggota masyarakat pada suatu tempat atau suatu waktu
·
Ragam: variasi
bahasa yang digunakan dalam situasi tertentu. Misalnya ragam baku dan ragam
tidak baku.
11.
Bahasa itu Bersifat Dinamis
Karena
keterkaitan dan keterkaitan bahasa itu dengan manusia, sedangkan dalam
kehidupannya dalam masyarakat kegiatan manusia itu selalu berubah maka bahasa menjadi ikut berubah, menjadi tidak tetap,
menjadi dinamis. Perubahan itu dapat berupa pemunculan kata atau istilah baru
peralihan makna sebuah kata, dan perubahan-perubahan lainnya.
12.
Bahasa itu Manusiawi
Alat komunikasi
manusia berbeda dengan binatang. Alat komunikasi binatang bersifat tetap, statis. Sedangkan
alat komunikasi manusia, yaitu bahasa bersifat produktif dan dinamis maka,
bahasa bersifat manusiawi, dalam arti bahasa itu hanya milik manusia dan hanya
dapat digunakan oleh manusia.
Daftar Pustaka:
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Santoso, Sukrisno.
2009. Resume Buku Linguistik Umum Karya
Abdul Chaer. Resume (Online) di http://sastra33.blogspot.com/2011/06/linguistik-umum-22.html
Seri Diktat Kuliah Bahasa Indonesia Universitas
Gunadarma, penulis Tri Wahyu R.N
Tidak ada komentar:
Posting Komentar