Minggu, 05 Maret 2017

BAHASA BAKU DAN TIDAK BAKU



BAHASA BAKU DAN BAHASA TIDAK BAKU

A.    Pengertian Bahasa Baku
Halim (1980) mengatakan bahwa bahasa baku adalah ragam bahasa yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian masyarakat, dipakai sebagai ragam resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dan penggunaannya.
Pei dan Geynor (1954:203) mengatakan bahwa bahasa baku adalah dialek suatu bahasa yang memiliki keistimewaan sastra dan budaya melebihi dialek-dialek lainnya, disepakati penutut dialek-dialek lain sebagai bahasa yang paling sempurna.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1988 : 71), kata baku juga ada dijelaskan.
baku I: (1) pokok, utama; (2) tolok ukur yang berlaku untuk kuantitasatau kualitas dan yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan;standar;

Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, Badudu dan Zain menjelaskan makna kata baku.
baku I: (Jawa) yang menjadi pokok; (2) yang utama; standar. 
baku II: Bahasa baku ialah bahasa yang menjadi pokok, yang menjadi dasar ukuran, atau yang menjadi standar.
1.      Pengertian Bahasa Indonesia Baku
Bahasa Indonesia baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang bentuk bahasanya telah dikodifikasi, diterima, dan difungsikan atau dipakai sebagai model oleh masyarakat Indonesia secara luas.
2.      Fungsi Bahasa Baku
Bahasa Indonesia baku mempunyai empat fungsi, yaitu pemersatu, penanda kepribadian, penambah wibawa dan kerangka acuan.
a)      Bahasa Indonesia Baku berfungsi Pemersatu.
            Bahasa Indonesia baku mempersatukan atau memperhubungkan penutur berbagai dialek bahasa itu. Bahasa Indonesia baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bahasa Indonesia baku. Bahasa Indonesia baku mengikat kebhinekaan rumpun dan bahasa yang ada di Indonesia dengan mangatasi batas-batas kedaerahan. Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penanda kepribadian. 
            Bahasa Indonesia baku merupakan ciri khas yang membedakannya dengan bahasa-bahasa lainnya. Pemilikan bahasa Indonesia baku akan membawa serta wibawa atau prestise. Fungsi pembawa wibawa berkaitan dengan usaha mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi melalui pemerolehan bahasa baku. Di samping itu, pemakai bahasa yang mahir berbahasa Indonesia baku “dengan baik dan benar” memperoleh wibawa di mata orang lain.
b)      Bahasa Indonesia Baku berfungsi sebagai Kerangka Acuan. 
            Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai kerangka acuan bagi pemakainya dengan adanya norma atau kaidah yang dikodifikasi secara jelas. Norma atau kaidah bahasa Indonesia baku itu menjadi tolok ukur pemakaian bahasa Indonesia baku secara benar. Oleh karena itu, penilaian pemakaian bahasa Indonesia baku dapat dilakukan. Norma atau kaidah bahasa Indonesia baku juga menjadi acuan umum bagi segala jenis pemakaian bahasa yang menarik perhatian karena bentuknya yang khas, seperti bahasa ekonomi, bahasa hukum, bahasa sastra, bahasa iklan, bahasa media massa, surat-menyurat resmi, bentuk surat keputusan, undangan, pengumuman, kata-kata sambutan, ceramah, dan pidato.

B.       Ciri-ciri Bahasa Baku
Ciri-ciri bahasa Indonesia baku dan bahasa Indonesia nonbaku telah dibuat oleh para pakar bahasa dan pengajaran bahasa Indonesia. Mereka itu antara lain Harimurti Kridalaksana, Anton M. Moeliono, dan Suwito.
Ciri-ciri bahasa Indonesia dan bahasa Indonesia nonbaku itu dibeberkan di bawah ini setelah merangkum ciri-ciri yang ditentukan atau yang telah dibuat oleh para pakar tersebut.
Ciri-ciri Bahasa Indonesia Baku sebagai berikut:
a)         Pelafalan sebagai bagian fonologi bahasa Indonesia baku adalah pelafalan yang relatif bebas dari atau sedikit diwarnai bahasa daerah atau dialek.
Misalnya:
1.      kata / keterampilan / diucapkan / keterampilan / bukan / ketrampilan
2.      kata / apotek / diucapkan / apotek / bukan / apotik
3.      kata / senin / diucapkan / senin / bukan / senen
4.      kata / kemarin / diucapkan / kemarin / bukan / kemaren
5.      kata / malam / diucapkan / malam / bukan / malem
6.      kata / malas / diucapkan / malas / bukan / males
b)         Bentuk kata yang berawalan me- dan ber- dan lain-lain sebagai bagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kata.
Misalnya:
1.      Banjir menyerang kampung yang banyak penduduknya itu.
2.      Kuliah sudah berjalan dengan baik.
3.      Kelinci memakan wortel.
4.      Kami bersepeda di sore hari
5.      Audisi dangdut itu seindonesia
6.      Barang yang lama dijual sangat murah
c)         Konjungsi sebagai bagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Misalnya:
1.      Sampai dengan hari ini ia tidak percaya kepada siapa pun, karena semua di anggapnya penipu.
2.      Saya ingin pergi ke Bandung dengan adik.
3.      Mama bingung akan membeli baju atau celana.
4.      Dia ingin bekerja tetapi juga ingin menikah.
5.      Via hidupnya sangat mewah namun dia kesepian.
6.      Orang itu pandai memasak. Bahkan ia bisa memasak semua makanan.
d)        Partikel –kah, -lah dan ­–pun sebagai bagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Misalnya:
1.      Bacalah buku itu sampai selesai!
2.      Bagaimanakah cara kita memperbaiki kesalahan diri?
3.      Bagaimanapun kita harus menerima perubahan ini dengan lapang dada.
4.      Apakah kamu senang?
5.      Berapapun akan aku beli!
6.      Siapapun bisa menjadi ketua lokal.
7.      Dimanakah aku bisa membeli buku itu?
8.      Terimalah hadiah dariku.
e)         Preposisi atau kata dengan sebagai bagian morfologi bahasa Indonesia baku dituliskan secara jelas dan tetap dalam kalimat.
Misalnya:
1.      Saya bertemu dengan adiknya kemarin.
2.      Ia benci sekali kepada orang itu.
3.      Sepupu saya datang dari Jakarta.
4.      Sari mengatakan ingin pergi ke Jepang.
5.      Saya tidak takut terhadap siapa saja.
6.      Perpustakaan itu dibangun oleh pemerintah daerah.
7.      Kejakanlah sampai semuanya selesai!
f)          Bentuk kata ulang atau reduplikasi sebagai bagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap sesuai dengan fungsi dan tempatnya di dalam kalimat.
Misalnya:
1.      Mereka-mereka itu harus diawasi setiap saat. 
2.      Semua negara-negara melaksanakan pembangunan ekonomi. 
3.      Suatu titik-titik pertemuan harus dapat dihasilkan dalam musyawarah itu.
4.      Macam-macam buah terlihat enak.
5.      Satu-satu aku sayang ibu.
6.      Huruf-huruf China itu terlihat sulit.
7.      Mereka terlihat jalan-jalan bersama.
g)         Kata ganti atau polaritas tutur sapa sebagai bagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap dalam kalimat. 
Misalnya:
1.      Saya – Anda bisa bekerja sama di dalam pekerjaan ini.
2.      Aku – Engkau sama-sama berkepentingan tentang problem itu.
3.      Saya – Saudara memang harus bisa berpengertian yang sama.
4.      Aku  – Kamu bisa pergi ke lantai atas sekarang
5.      Saya – Anda bisa mencoba terlebih dahulu
h)         Pola kelompok kata kerja aspek + agen + kata kerja sebagai bagian kalimat bahasa Indonesia baku ditulis dan diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Misalnya:
1.      Surat Anda sudah saya baca.
2.      Kiriman buku sudah dia terima.
3.      Ruangan belajar sudah saya siapkan.
4.      Undangan pernikahan itu sudah saya kirim.
5.      Kaca jendela sudah mereka bersihkan.
6.      Makan malam sudah kami hidangkan.
7.      Cerita itu sudah saya dengar.
i)           Konstruksi atau bentuk sintesis sebagai bagian kalimat bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Misalnya:
1.      Saudaranya
2.      Dikomentari
3.      Mengotori
4.      Harganya
5.      Semuanya
6.      Dijual
7.      Melihat
8.      Dibuat
9.      Sepupunya
j)           Fungsi gramatikal (subyek, predikat, obyek sebagai bagian kalimat bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap dalam kalimat.
Misalnya:
1.      Kepala Kantor pergi keluar negeri.
2.      Rumah orang itu bagus.
3.      Bapak memanjat pohon.
4.      Adik sedang bermain di taman.
5.      Saya sedang menyuci baju.
6.      Kami pergi ke pasar swalayan.
7.      Sita sedang melukis di kelas.
k)         Struktur kalimat baik tunggal maupun majemuk ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap sebagai bagian kalimat bahasa Indonesia baku di dalam kalimat.
Misalnya:
1.      Mereka sedang mengikuti perkuliahan dasar-dasar Akuntansi I. Sebelum analisis data dilakukannya, dia mengumpulkan data secara sungguh-sungguh.
2.      Saya tertawa sampai terpingkal- pingkal
3.      Ayah pergi ke kantor.
4.      Mama membuatkan kami nasi goreng.
5.      Ali tidak lulus ujian, karena tidak belajar.
6.      Semua temanku telah pulang, ketika aku datang padahal hari masih cerah.
l)           Kosakata sebagai bagian semantik bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap dalam kalimat.
Misalnya:
Mengapa, tetapi, bagaimana, memberitahukan, hari ini, bertemu, tertawa, mengatakan, pergi, tidak begini, begitu, silakan, menjadikan, teratas, teratur, berputar, melayang.
m)       Ejaan resmi sebagai bagian bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap baik kata, kalimat maupun tanda-tanda baca sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.
n)         Peristilahan baku sebagai bagian bahasa Indonesia baku dipakai sesuai dengan Pedoman Peristilahan Penulisan Istilah yang dikeluarkan oleh Pemerintah melalui Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Purba, 1996 : 63 – 64).

C.      Pengertian Bahasa Tidak Baku
Istilah bahasa nonbaku ini terjemahan dari “nonstandard language”. Istilah bahasa nonstandar ini sering disinonimkan dengan istilah “ragam subbaku”, “bahasa nonstandar”, “ragam tak baku”, bahasa tidak baku”, “ragam nonstandar”.
Suharianto berpengertian bahwa bahasa nonstandar atau bahasa tidak baku adalah salah satu variasi bahasa yang tetap hidup dan berkembang sesuai dengan fungsinya, yaitu dalam pemakaian bahasa tidak resmi (1981 : 23).
Alwasilah berpengertian bahwa bahasa tidak baku adalah bentuk bahasa yang biasa memakai kata-kata atau ungkapan, struktur kalimat, ejaan dan pengucapan yang tidak biasa dipakai oleh mereka yang berpendidikan (1985 : 116).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, jelas bahwa bahasa nonstandar adalah ragam yang berkode bahasa yang berbeda dengan kode bahasa baku, dan dipergunakan di lingkungan tidak resmi.
Bahasa Indonesia tidak baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang tidak dikodifikasi, tidak diterima dan tidak difungsikan sebagai model masyarakat Indonesia secara luas, tetapi dipakai oleh masyarakat secara khusus.


Daftar Pustaka:
Zainal Nusyirwan. 2013. Bahasa baku dan Non Baku dalam Bahasa Indonesia. (online) http://zainalnusyirwan.blogspot.co.id/2013/04/bahasa-baku-dan-non-baku-dalam-bahasa.html
Vicosta Efran. 2011. EYD Ejaan Yang Disempurnakan dan Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: JAL Publishing.
Fatya Permata Anbiya. 2010. Panduan EFD dan Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Transmedia.
Rukanah. 2016. Penggunaan Kata Baku dan Tidak Baku dalam Bahasa Indonesia. (online) https://rukanahep.wordpress.com/2016/04/05/makalah-penggunaan-kata-baku-dan-tidak-baku-dalam-bahasa-indonesia/




20 Contoh Bahasa Baku dan Bahasa Tidak Baku
No
Bahasa Baku
Bahasa Tidak Baku
Contoh Kalimat (Bahasa Baku)
1.
Kemarin
Kemaren
Kemarin siang saya membeli buku
2.
Saja
Aja
Kamu kemana saja?
3.
Tahu
Tau
Dia tahu semuanya
4.
Malam
Malem
Malam tahun baru sangat meriah
5.
Hangat
Anget
Teh itu masih hangat
6.
Senin
Senen
Upacara bendera dihari Senin
7.
Malas
Males
Ucok sangat malas
8.
Sudah
Udah
Tugas saya sudah selesai
9.
Belum
Belom
Mereka belum makan
10.
Karena
Karna
Saya makan karena lapar
11.
Tidak
Enggak
Jawabannya tidak masuk akal
12.
Berkata
Bilang
Dosen itu berkata “tidak”
13.
Mengapa
Ngapain
Mengapa kamu terlihat murung?
14.
Baru saja
Barusan
Baru saja saya belajar
15.
Berbicara
Ngobrol
Kami berbicara empat mata
16.
Selagi
Mumpung
Selagi ada waktu luang mari belajar
17.
Lelah
Capek
Saya merasa lelah
18.
Membuat
Bikin
Rina membuat kue
19.
Hanya
Cuma
Pensil saya hanya satu
20.
Uang
Duit
Mama memberi saya uang baru



1 komentar: